Amsal 27 :17
” Besi menajamnkan Besi, orang menajamkan sesamanya”
Suatu Hari , hiduplah seekor anak singa di sebuah hutan yang sangat luas. Anak singa itu bernama Rimba. Rimba adalah
anak dari seekor singa perkasa yang kebetulan menjadi raja atas seluruh hewan di hutan tersebut. Rimba sebagai Putra mahkota
sangat dimanja oleh ibunya.
akibatnya, Rimba tumbuh menjadi seekor singa yg sombong dann arogan. Dia selalu merasa dirinya hebat
karena dia berpikir suatu saat nanti dia akan menjadi raja menggantikan ayahnya. Bukan hanya hewan-hewan di hutan itu yg membenci Rimba, bahkan singa-singa lain juga tidak menyukai Rimba.
Suatu hari rimba sedang jalan-jalan, kemudian dia bertemu seekor singa yang sebaya dengannya bernama Raung. Rimba berkata , ” Hey Raung , mau kemana kamu? temani aku dong, aku mau main
ke sungai.” karena semua singa singa sudah membenci Rimba , Raung menjawab dengan sinis, ” Ngapain saya temani kamu? pergi saja sendiri.”
mendengar jawaban Raung, Rimba menggeram dan berteriak , ” Hey Raung! jaga mulutmu!! kamu sedang berbicara dengan calon rajamu!
berani-beraninya kamu membantah calon rajamu!”
Raung tidak kalah ganas menjawab, “sejak kapan raja mengangkatmu menjadi calon raja? perasaan raja tidak pernah mengumumkannya?
jangan pikir hanya karena kamu putra raja maka kamu akan menjadi raja berikutnya!” Dengan kesal Rimba meninggalkan Raung sambil berkata , ” Hari ini aku mengampuni kamu raung, tapi awas nanti kalau aku jadi raja, kamu akan
kubuat menderita!”
Rimba melanjutkan perjalannya dan bertemu dengan seekor kura-kura tua. Rimba kembali berkata kepada kura-kura itu. ” Hey kura-kura , temani aku
ke sungai dong! kamu kan bisa berenang, kamu pasti sudah mengenal daerah itu.” Kura-kura menjawab , ” Mau apa kamu kesana rimba?
dengan ketus Rimba menjawab , ” Aku mau ngapain itu bukan urusanmu! sudah seharusnya kamu menuruti calon rajamu tanpa banyak bertanya! Kura-kura
itu menjadi marah, ” Hey singa muda, akulah yg banyak membantu ayahmu untuk mkengatur hutan ini, sebaiknya kamu menjaga kesopanan.
Lagian ayahmu belum memutuskan Siapa yg akan menggantikan dia sebagai Raja!” tanpa sadar rimba berteriak ” kamu mau mati kura-kura ? sudah jelas aku yg akan menggantikan
ayahku! Siapa lagi? siapa singa lain yg sehebat aku ? tidak ada!!” kura kura tua itu masuk ke dalam tempurungnya dan sambil berkata”sesukamulah….”
lagi lagi dengan kesal Rimba meninggalkan kura-kura itu , “awas kau makhluk tua, kalau aku jadi raja , nasibmu akan mengenaskan!”
Setelah beberapa saat Rimba berjalan , sampailah ia di sungai yg ia tuju, disana ia bermain -main dengan gembira , sampai tiba-tiba ia melihat gambaran dirinya di air sungai
yg jernnih. Tiba-tiba Rimba berteriak , “Hei singa, siapa namamu? kenapa aku belum pernah melihatmu? dan bagaimana caramu bisa hidup di dalai air sungai ini?”
sesaat Rimba dia dan menunggu jawaban. Tentu saja tidak ada jawaban , karena yg ada di sungai itu sebenarnya adalah cerminan dari dirinya.
Marahlah Rimba “Kenapa kamu tidak menjawabku? aku ini calon rajamu! jangan kurang ajar dengan aku ya!” ketika Rimba marah-marah , wajah ganasnya juga tercermin di sungai itu , sehingga Rimba mengira,” lawab bicara”nya juga marah kepadanya.
Kurang ajar !!!! berani-beraninya kamu menantangku!! jangan sampai hilang kesabaranku dan kuhajar kau!! Rimba mengancam dengan tangannya. dan sekali lagi apa yg Rimba lakukan tercermin di sungai.
Rimba mengira “lawan bicaranya” menantang dia bertarung, sesaat ketika Rimba akan melompat ke sungai tiba-tiba terdegar suara yg berwibawa , “Rimba!” ternyata itu adalah ayah Rimba sang raja hutan, Rimba cukup kaget ,
“ayah! kamu menyusulku kesini? ” ayah rimba tersenyum dan mendekati rimba, “iya, apa yg kamu lakukan , kenapa kamu marah-marah kepada sungai?”
Rimba melapiir , ” iya yah, aku ingin bermain -main disini , tapi ini nih! ada singa kurang ajar yg berani menantang aku, ayah harus menghajarnya biar tahu rasa…”
sang ayah masih tersenyum dan berkata ringan, “oh ya? mana dia…. coba aku lihat ” kemudian keduanya sama-sama melihat ke sungai. Rimba terkaget,
“Lho ayah? kenapa kamu bisa ada disitu bersama dia?” ayah rimba tertawa terbahak-bahak” HA…HA…HA,,, rimba..rimba… coba sekarang kmau tersenyum dan lihatlah ke sungai, apakah lawanmu tadi masih menantangmu? ha.. ha.. ha..
RImba semakin bingung tapi dia melakukan perintah ayahnya, “Hey , dia juga tersenyum kepadaku ayah. apakah dia takut karena ada dirimu?
Ayah Rimba menjawab , ” Bukan Rimba, apa yg kamu lihat di sungai ini adalah cerminan dirimu sendiri, singa yg marah-marah dan kurang jar itu adalah dirimu sendiri. sadarkah kamu bahwa sikapmu sangat menyebalkan?” Rimba terdiam dan terperanjat .
baru kali ini Rimba melihat wajhnya yg sedang marah. ayah rimba melanjutkan , ” Rimba , tahukah kamu mengapa hewan -hwan ini sering bersikap kurang ajar dan juga berani menantang dirimu? ” Rimba masih shock” tidak tahu ayah…” ayah rimba
tersenyum dan berkaata, “mereka sama seperti sungai ini rimba, mereka adalah cermin dari sikap dan perilakumu. mereka kurang ajar dan menantangmu karena kamu lebih daulu kurang ajar dan menantang mereka.
semakin kamu marah, maka semakin marahlah juga mereka. jika kamu ingin mereka bersikpa ramah kepadamu, cobalah untuk bersikpa ramah lebih dahulu. bagaimana Rimba , kamu mau mencobanya?”
Rimba terperanjat mendengat penjelasan ayahnya. namun , Rimba ingin mencoba saran ayahnya. sejak hari itu, Rimba mencoba bersikap ramah kepada seluruh hewan yg ia jumpai di hutan itu. Semula hewan-hewan di hutan itu kaget dengan perubahan rimba, namun lama-kelamanaan
mereka mulai terkesan dan mulai bersikap ramah dengan rimba. Rimbapun sekarang mengerti bahwa apa yg ia lakukan selama ini adalah
salah. Rimba akhirnya belajar bagaimana menjadi dewasa. Beberapa tahun, kemudian ketika ayahnya sudah mulai Tua, Rimba diangkat menjadi Raja hutan, namun sekarang ia telah menjadi raja hutan yg bijaksana dan ramah dengan seluruh hewan hutan
apakah yg anda pelajari dari cerita ini? sadarkah anda bahwa kadangkala perilaku dan perkataan orang lain kepada anda adalah cerminan dari perilaku dan perkataan anda.
jika anda merasa bingung mengapa orang lain seirng sinis dan berkata hal-hal yg menyebalkan kepada anda, biasa jadi karena anda melakukan hal-hal yg menyebalkan juga bagi mereka.
jika seseorang berkata hal-hal yg tidak sopan, secara alami bukankah anda akan bereaksi dengan tidak baik juga kepada mereka? inilah yg sebenarnya disebut oleh amsal sebagai manusia menajamkan sesamanya.
bagaimana kita bisa bertambah tajam dalam kedewasaan karakter dan emosi kita? dengan membaca melalui perilaku, sikap dan perkataan orang lian kepada kita.
Memang kadangkala ada juga orang yg membalas kebaikan dengan air tuba” artinya kita sudah berperilaku baik kepada mereka, tetapi mereka membalas dengan sebaliknya. namun sifat alami manusia adalah mereka akan bersikap baik kepada orang yg bersikap baik kepada ereja dan juga akan bersikap
jahat kepada yg menjahati mereka. orang lain adalah cerminan anda. hari ini cobalah merenungkan diri anda. apakah selama ini ada banyak orang yg bersikap menyebalkan kepada anda tanpa sebab yg jelas? bisa jadi anda berperilaku sesuatu yg membuat mereka kesal kepada anda.
jadi jangan cuma bercermin di kaca bercerminlah juga pada orang -orang di sekitarmu, dengan demikianlah kamu bisa menjadi semakin “tajam” asahlah dirimu sekarang.
ada seorang sahabat yg berkata kepada saya ” orang yg cerdas emosinya adalah orang yg bisa bercermin dari perilaku dan sikap orang lain kepada dirinya.”
Tips : “cobalah amati perilaku teman-teman atau orang di sekitar anda dan amatilah perilakun lawan interaksi mereka( yg bertindak sebagai cermin) dengan mengamati ini anda akan tahu bahwa orang lain
adalah cerminan dari skap dan perilaku anda sendiri.