BAGAIMANA MENGATAKAN “TIDAK”
KEPADA ORANG YANG BERACUN
Sebagai seorang remaja, saya bergabung dalam sebuah kelompok kecil
anak muda Katolik.
Dalam kelompok itu, saya dipanggil “Santo Fransiskus” karena saya
menyukai Kemiskinan, mengenakan baju yang paling lusuh, sandal
berwarna coklat yang sangat mengerikan bentuknya, dan berdoa seharian
di dalam kapel. (Sebenarnya, saya tertidur hampir sepanjang waktu,
tapi itu rahasia hanya di antara Anda dan saya.)
Seorang teman saya dipanggil “Brother Leo” karena ia mencontoh saya,
seperti Brother Leo yang sesungguhnya mencontoh gurunya, Santo
Fransiskus.
Jika saya berdoa dengan cara tertentu – dengan mata terpejam, tangan
terdekap di dada, kepala tertunduk dan sedikit miring ke kiri – ia
akan berdoa dengan cara yang sama.
Jika saya mengenakan baju yang jelek karena kecintaan saya pada
kemiskinan, ia akan mengenakan baju yang sama.
Karena saya tampan, ia mencoba untuk menjadi tampan juga. (Haha.)
Suatu hari, keluarganya pindah ke Amerika untuk menetap, dan kami
kehilangan kontak…
Enam tahun kemudian, ia pulang untuk berkunjung. Kelompok kami yang
dulu begitu senang untuk mengadakan sebuah reuni. Maka kami pun
bertemu lagi dengan “Brother Leo”.
Ketika saya melihatnya di reuni itu, saya tidak percaya pada apa yang
saya lihat. Termasuk siapapun di ruangan itu. Brother Leo mengenakan
sebuah kaos ungu menyala dengan warna emas di sekeliling lehernya.
Dan dengan logat slang-nya yang kental, ia menyapa kami, “Hei
Dude!” (teman).
Itu tidak terlalu buruk.
Ketika kami semua sedang berusaha untuk bersikap tenang, ia berkata,
“Mari keluar dan mencari pesta yang sesungguhnya. Mari kita mencari
beberapa wanita! Saya menyukai wanita!”
Perubahan yang tidak bisa dipercaya.
Di mana pria yang suci, rajin berdoa, pendiam, dan rendah hati yang
kami kenal?
Inilah yang saya pelajari dari kehidupan: Kita perlu membentuk dunia
luar kita dengan hati-hati sebelum dunia luar itu membentuk kita.
Berikut adalah cerita tentang seseorang yang tidak melakukan ini…
Cerita Tentang Seorang Raja Bijaksana
Yang Sebetulnya Tidak Begitu Bijaksana
Buku Rekor Dunia mengatakan bahwa tak ada seorangpun yang mengalahkan
Raja Salomo kalau berbicara tentang isteri. Ia memiliki 700 isteri
dengan 300 selir.
Percayalah, saya tidak ingin berada di posisinya pada Hari
Valentine. Kacau! Ketika berjalan berkeliling di istananya, ia akan
mengatakan pada yang satu, “Aku mencintaimu Leah,”; dan kepada yang
lainnya, “Aku mencintaimu Rachel,”; dan kepada yang lainnya lagi, “Aku
mencintaimu…uh, Melissa atau Melanie?”
Inilah yang dikatakan Alkitab: Sebab pada waktu Salomo sudah tua,
isteri-isterinya itu mencondongkan hatinya kepada allah-allah lain,
sehingga ia tidak dengan sepenuh hati berpaut kepada Tuhan, Allahnya,
seperti Daud, ayahnya. (1Raja-raja 11:4)
Orang paling bijaksana di Bumi tidak memilih relasinya dengan baik.
Jika Anda tidak ingin mengulangi kesalahannya, saya akan bagikan pada
Anda 3 langkah untuk menciptakan dunia luar Anda.
Langkah #1:
Katakan “Tidak” Kepada Orang Yang Beracun
Ada banyak jenis Orang Beracun, tapi saya akan fokus pada 6 tipe yang
harus Anda hindari:
Orang Beracun #1: Mereka yang mendorong ketergantungan Anda
Orang Beracun #2: Mereka yang selalu menyakiti Anda
Orang Beracun #3: Mereka yang mengendalikan Anda dengan paksa
Orang Beracun #4: Mereka yang mengendalikan Anda dengan manipulasi
Orang Beracun #5: Mereka yang melemparkan tanggungjawabnya kepada
Anda
Orang Beracun #6: Mereka yang mengeluh tentang hidup dan iri
terhadap Anda
Apakah Anda memiliki Orang Beracun dalam hidup Anda? Tuhan
mengatakan, Berbahagialah orang yang tidak berjalan menurut nasihat
orang fasik, yang tidak berdiri di jalan orang berdosa, dan yang tidak
duduk dalam kumpulan pencemooh. (Mazmur 1:1)
Camkanlah kata-kata bijak itu!
Mari temukan jika Anda memiliki Orang Beracun dalam hidup Anda…
Orang Beracun #1:
Mereka Yang Mendorong Ketergantungan Anda
Anda tahu cerita ini dengan sangat baik karena ini terlalu sering
terjadi.
Teman saya “Jim” dulu seorang pecandu narkoba. Ia masuk ke pusat
rehabilitasi selama setahun. Sepanjang tahun itu, Jim tidak menyentuh
narkoba. Ia pulang ke rumah sebagai pribadi yang baru.
Hanya selang beberapa hari, seorang teman lama yang biasa menggunakan
narkoba dengan Jim mengunjunginya di rumah dan menawarkannya shabu.
Jim mengatakan tidak, “Saya tidak memakai itu lagi.” Tapi dari hari
ke hari, ia terus bertemu teman-teman lamanya. Setelah hanya tiga
bulan, Jim menghirup shabu lagi – dan kecanduannya lebih parah dari
sebelumnya.
Pertanyaan: Apa yang menyebabkan kejatuhannya?
Jawaban: Ia membentuk dunia batinnya, tapi ia tidak membentuk dunia
luarnya.
Ia membutuhkan teman-teman yang baru. Ia membutuhkan rutinitas yang
baru. Ia juga membutuhkan hobi baru, musik baru, kegiatan baru…
Sudah cukup jelas. Jika Anda seorang peminum alkohol, berhentilah
berelasi dengan teman-teman yang punya kebiasaan minum alkohol.
Pergilah dengan teman-teman baru yang tidak punya kebiasaan minum
alkohol. Jika Anda seorang penjudi, berhentilah berteman dengan
penjudi lain. Pergilah dengan orang-orang yang tidak berjudi. Dan
sebagainya.
Banyak orang tidak menggunakan kekuatan mereka untuk memilih teman.
Mereka hanya menerima orang yang menelepon, mengunjungi, dan muncul di
depan pintu mereka.
Salah besar. Jangan lakukan itu. Yesus mengatakan Jika matamu yang
kanan menyesatkan engkau, cungkillah dan buanglah itu, karena lebih
baik bagimu jika satu dari anggota tubuhmu binasa, dari pada tubuhmu
dengan utuh dicampakkan ke dalam neraka. (Matius 5:29)
Pergilah ke luar dan pilihlah tipe orang yang ingin Anda teladani.
(Lebih lanjut tentang ini nanti.)
Orang Beracun #2:
Mereka Yang Selalu Menyakiti Anda
Apakah Anda menghindari bahaya?
Jika Anda melihat seekor anjing Doberman gila, yang mulutnya berbusa,
taringnya yang tajam terlihat, berlari ke arah Anda dengan kecepatan
tinggi, akankah Anda berlari secepat kilat? Atau akankah Anda berdiri
di sana dengan senyuman, membuka tangan Anda dan berkata, “Sini manis,
manis…”
Saya betaruh Anda akan berlari lebih kencang dari yang pernah Anda
lakukan sepanjang hidup Anda.
Kecuali Anda berharap untuk mati.
Kitab Amsal mengatakan kalau orang bijak melihat malapetaka,
bersembunyilah ia, tetapi orang yang tak berpengalaman berjalan terus,
lalu kena celaka. (Amsal 22:3)
Inilah kenyataan yang menyedihkan. Setelah bertahun-tahun saya
melayani konseling sejumlah besar orang, saya menyadari ada banyak
orang yang berharap untuk mati ketika berhadapan dengan masalah
memilih pacar, suami, isteri, rekan bisnis, pembimbing rohani,
organisasi, dan teman.
Karena mereka memilih orang yang salah.
Mereka dilecehkan secara fisik. Dilecehkan secara kata-kata.
Dilecehkan secara emosional. Dilecehkan secara rohani.
Dan setelah relasi yang tidak beres itu putus, mereka melompat ke
dalam relasi yang tidak beres lainnya. Saya beritahu Anda, itu tidak
waras. Tapi setelah lebih dari 30 tahun pelayanan saya, hal itu lebih
umum daripada yang Anda pikirkan.
Saya hanya memiliki satu penjelasan untuk fenomena tidak waras ini:
Korban merasa senang menjadi korban. Mengapa? Mungkin karena mereka
ingin membayar dosa-dosa mereka. Atau mungkin mereka merasa mereka
pantas menerima hukuman. Atau mungkin mereka merasa lebih baik dari
si pelaku. Atau mungkin itu adalah cara mereka mendapatkan empati
dari orang lain.
Tapi ini tidak benar.
Mari saya teriakkan ini dengan lantang: Singkirkan semua orang yang
melecehkan Anda dari hidup Anda!
Jangan Hanya Berdiri Saja – Lakukan Sesuatu!
Jika pasangan Anda adalah seorang yang melecehkan Anda, menyingkirlah
sejauh mungkin darinya. Saya tidak mengatakan segera bercerai. Tapi
jangan tinggal serumah dengan orang yang melecehkan Anda sampai orang
itu mendapat pertolongan dan sembuh.
Jika pacar Anda adalah seorang yang melecehkan Anda, apa yang Anda
lakukan dengan terus bersamanya? Seharusnya Anda pergi ketika
pelecehan dilakukan untuk pertama kalinya.
Jika organisasi, klub, persekutuan, atau gereja Anda merendahkan
Anda, memanipulasi Anda, menenggelamkan Anda, melecehkan Anda –
mengapa Anda masih di sana? Carilah sebuah kelompok yang memberkati
Anda dan membuat Anda bertumbuh.
Jika rekan bisnis Anda mencuri dari Anda, menipu Anda, atau tidak
menghormati Anda – keluar, jual, dan cari rekan bisnis lainnya.
Ingat: Ketika Anda bersama dengan seseorang yang melecehkan, Anda
menciptakan lebih banyak luka batin, dan luka batin dapat memproduksi
lebih banyak ketergantungan yang tersembunyi.
Yesus mengatakan, Jangan kamu memberikan barang yang kudus kepada
anjing dan jangan kamu melemparkan mutiaramu kepada babi, supaya
jangan diinjak-injaknya dengan kakinya, lalu ia berbalik mengoyak
kamu. (Matius 7:6) Anda kudus. Anda adalah mutiara. Jadi jangan
melemparkan diri Anda kepada anjing dan babi.
Namun beberapa orang mungkin tidak melecehkan secara terang-terangan,
tapi mereka melecehkan Anda dengan cara yang tidak kentara…
Orang Beracun #3:
Mereka Yang Mengendalikan Anda Dengan Paksa
Ada orang-orang yang mengendalikan Anda dengan cara yang licik.
Mereka mengintimidasi Anda. Mereka lebih besar. Mereka lebih
lantang. Mereka menakutkan. Mereka penyiksa dengan berpakaian bagus.
Pengendali itu bisa saja suami Anda. Atau nenek Anda. Atau teman
Anda. Atau atasan Anda.
Mari saya ceritakan sebuah kisah yang saya baca baru-baru ini…
Suatu hari, seorang pria muda berjalan di sebuah jalan yang gelap.
Tiba-tiba, dari balik sebuah pohon Akasia, seorang pria tua berbaju
hitam muncul. Matanya beringas, wajahnya pucat, janggutnya kumal. Ia
mendorong sebuah buku hitam ke arah pria muda itu dan memerintah,
“Kamu perlu membaca buku ini! Bayar seharga Rp 150.000,-“
Pria muda itu menggeleng dan bergumam, “Saya tidak punya Rp 150.000,-
…”
Tapi pria tua itu berbicara dengan suara yang lebih keras, “Kamu
perlu membaca buku ini! Beri saya Rp 150.000,-“ Maka dengan tangan
gemetar, pria muda itu merogoh dompetnya dan memberikan Rp 150.000,-
kepada pria tua itu. Pria misterius itu meletakkan buku hitam itu di
tangan sang pria muda dan berkata, “Apapun yang kamu lakukan, jangan
lihat halaman terakhir. Atau kamu akan menyesalinya.” Kemudian ia
berjalan ke lapangan di belakang mereka dan tiba-tiba menghilang!
Pria muda itu pulang ke rumah, masih dengan tubuh gemetar. Malam
harinya, ia mulai membaca buku itu. Isinya tentang hantu dan manusia
serigala dan vampir! Setelah beberapa saat, ia mulai lelah, menutup
buku itu dan pergi tidur.
Tapi ia tidak bisa tidur. Sambil bolak-balik, pria muda itu hanya
dapat memikirkan satu hal: Apa yang ada di halaman terakhir buku
itu? Apa yang akan saya sesali kalau melihatnya?
Akhirnya, ia tidak tahan lagi. Dengan seluruh keberaniannya, ia
mengambil buku hitam tersebut. Dengan jari gemetar, ia membuka
halaman terakhir…
Dan ketika ia melihatnya, dengan segera, seluruh penyesalan
menghimpit dirinya!
Halaman terakhir ternyata kosong.
Kecuali sebuah tulisan kecil yang mengatakan, “Rp 10.000,-, Toko Buku
Gramedia.”
Teman, jangan terintimidasi untuk melakukan apa yang tidak ingin Anda
lakukan.
Karena seringkali, Anda akan dirampok.
Orang Beracun #4:
Mereka Yang Mengengalikan Anda Dengan Manipulasi
Ada jenis lain dari Pengendali yang tidak melakukannya dengan cara
licik tapi dengan manipulasi. Bahkan dengan cara yang lebih halus,
mereka akan mengendalikan Anda.
Contoh saya adalah Delila, pacar Simson.
Alkitab mengatakan Simson mencintai Delila. Tapi tidak dikatakan
bahwa Delila mencintai Simson. Sebaliknya, Delila memanfaatkan
Simson. Delila membutuhkan Simson. (Kapan kita akan menyadari bahwa
membutuhkan itu berbeda dengan mencintai?) Jika Anda membaca
kisahnya, Anda menyadari bahwa Delila tidak pernah mencintai Simson
sama sekali.
Ingat, “Orang yang mengendalikan” adalah “Orang yang memanfaatkan”,
dan Delila adalah seorang yang mengendalikan. (Apakah Anda mengenali
“orang yang memanfaatkan” dalam hidup Anda?)
Suatu hari, Delila didatangi oleh raja-raja kota orang Filistin.
Mereka ingin menangkap Simson tapi tidak dapat karena kekuatan
ajaibnya. Maka mereka menawarkan 1.100 uang perak dari mereka masing-
masing jika ia dapat menemukan rahasia kekuatan ajaibnya.
Maka ia datang kepada Simson dan bertanya, “Dengan apa engkau harus
diikat untuk ditundukkan?”
Pertama, Simson berbohong. Ia berkata, “Jika engkau mengikatku
dengan tali busur yang baru, aku akan menjadi lemah seperti orang
lain.” Dan ketika ia tertidur, Delila mengikatnya dengan tali busur
yang baru dan dipanggilnya prajurit-prajurit Filistin untuk
menangkapnya. Tapi seperti tali rami yang terbakar, Simson memutuskan
tali-tali itu dan mengejar para prajurit itu.
Apakah itu cukup sebagai bukti dari tipu daya Delila?
Jika saya adalah Simson, saya akan mengatakan padanya, “Delila,
engkau adalah ular. Engkau tidak mencintai saya. Relasi ini
berakhir. Keluar dari hidup saya!”
Tapi Simson tidak melakukannya. Ia bersabar atasnya. Dan
Delila duduk di pangkuan Simson dan dengan muka cemberut dan wajah
sedih, ia berkata, “Engkau tidak mencintaiku, Simson…” (Mungkin
jarinya sambil memainkan rambutnya.)
“Tapi aku mencintaimu!” kata Simson membela diri.
“Tidak, engkau tidak,” ia mencibir, “Engkau berbohong padaku. Engkau
tidak mengatakan rahasia kekuatanmu.” (Orang yang mengendalikan
senang membalikkan meja dan menunjuk kesalahan Anda, dengan
menyembunyikan kesalahan mereka yang jelas kelihatan.)
Akhirnya, dengan frustasi, Simson mengatakan, “Oke, oke! Cukur
rambutku dan aku akan menjadi lemah seperti orang lain.” Dan ketika
ia tertidur, Delila mencukur rambutnya. Kita tahu akhir ceritanya.
Simson tertangkap, matanya dicungkil, dan ia dipenjara sampai ia mati
ketika merobohkan dua tiang.
Karena Simson mencintai Delila, ia sangat percaya pada kebohongan
bahwa Delila juga mencintainya. Tapi Delila tidak mencintainya.
Siapakah Delila dalam hidup Anda?
Inilah kebenarannya: Simson mungkin tertarik kepada Delila, tapi
sesungguhnya ia tidak mencintainya. Jika ia sungguh mencintainya, ia
akan mengusirnya pergi. Itulah jenis cinta yang Delila perlukan.
Orang Beracun #5:
Mereka Yang Melemparkan Tanggungjawabnya Kepada Anda
Suatu hari, seorang wanita mengobrol dengan tetangganya.
“Saya merasa sangat baik hari ini. Saya memulai pagi ini dengan
suatu sikap murah hati. Saya memberi seratu ribu kepada seorang
pengemis.”
“Wow, kamu memberi seratus ribu kepada pengemis?” tanya tetangganya,
“Ya ampun, itu banyak sekali. Apa yang dikatakan suamimu tentang hal
itu?”
“Oh, dia merasa itu hal benar untuk dilakukan,” katanya, “kata suami
saya, ‘terima kasih.’”
Banyak orang seperti wanita itu. Mereka memiliki pengemis dalam
hidup mereka, dan para pengemis ini adalah teman dan keluarga.
Dengan kata lain, mereka adalah tuan rumah bagi parasit.
Ingat: Dalam biologi, parasit tidak dapat hidup tanpa tuan rumah.
Jadi alasan adanya parasit adalah karena ada orang-orang yang senang
memainkan peran sebagai tuan rumah.
Apakah Anda tuan rumah bagi seorang parasit? Seseorang yang
bergantung pada Anda untuk urusan uang? Atau untuk tempat tinggal?
Atau untuk layanan Anda?
Orang yang menjadi parasit bukanlah seorang lemah yang berbaring di
ranjang dengan selang makanan yang dimasukkan ke tenggorokannya.
Parasit bisa jadi manusia sehat yang menginginkan Anda
bertanggungjawab atas hidupnya, titik. Ia tidak ingin mengambil
tanggungjawab untuk hidupnya sendiri. Ia bergantung pada Anda untuk
keselamatan hidupnya. Jika Anda tidak menolongnya, ia akan mati.
Jauh di dalam hati, Anda merasa dimanfaatkan. Anda sungguh ingin
mengatakan “Tidak lagi!” tapi Anda tidak bisa karena Anda merasa
bersalah. Dalam prosesnya, Anda telah kehilangan batasan Anda.
Ketika Anda melakukannya, ada rasa sakit yang besar dalam hati Anda,
dan pelarian yang Anda lakukan adalah lewat ketergantungan Anda yang
tersembunyi.
Kabar buruk: Anda pikir Anda sedang melakukan sesuatu yang baik,
tapi sebenarnya tidak.
Inilah Perbedaan Antara
Merasa Baik Dan Melakukan Yang Baik
Memberi kepada seorang parasit membuat Anda merasa baik.
Tapi itu tidak berarti menjadikannya baik. (Yap, ada perbedaan.)
Itu mengurangi rasa bersalah Anda. Tapi sebenarnya, Anda menyebabkan
lebih banyak kerugian (kerusakan) daripada kebaikan. Anda betul-betul
seorang pencuri. Anda mencuri harga diri mereka. Lebih dari itu,
ketika Anda mengambil konsekuensi buruk atas ketidakbertanggungjawaban
mereka lewat sikap Anda yang selalu menolong, Anda mengambil bahan
bakar yang dapat mendorong mereka untuk berubah.
Beberapa membenarkan menolong seorang parasit dengan mengutip Galatia
6:2 ketika Santo Paulus mengatakan, “Bertolong-tolonganlah menanggung
bebanmu!…” Tapi tiga ayat berikutnya, Santo Paulus juga mengatakan,
“Sebab tiap-tiap orang akan memikul tanggungannya sendiri.” Itu
berarti jika seorang parasit meminta pertolongan Anda, cara terbaik
untuk menolongnya adalah dengan mengatakan “Tidak”.
Saya memberi banyak. Memberi sedekah itu baik ketika betul-betul ada
kebutuhan darurat. Tapi saya berhenti memberi ketika hidupnya sehari-
hari menjadi suatu keadaan darurat. Karena kebanyakan pemberian saya
berfokus pada mengajar orang bagaimana memancing, tidak hanya memberi
ikan. Saya memberi ketika saya tahu orang itu akan belajar bagaimana
berdiri di atas kedua kakinya.
Akhirnya, ada satu tipe terakhir dari Orang Beracun yang perlu Anda
hindari…
Orang Beracun #6:
Mereka Yang Mengeluh Tentang Hidup dan Iri Terhadap Anda
Ada orang-orang yang selalu negatif – dan mereka menyedot energi Anda
hingga habis. Percayalah, setelah berbicara dengan mereka, Anda akan
merasa langit lebih gelap, dunia lebih buruk dna hidup lebih
menyedihkan dari sebelumnya.
Perengek mengeluh tentang segala sesuatu. Panas. Dingin. Atasan.
Uang. Pemerintah. Terus dan terus dan terus. Tak pernah berhenti.
Perengek buruk, tapi orang yang iri lebih buruk. Orang yang iri juga
perengek, tapi tidak hanya mengkritik dunia, mereka sangat ahli dalam
mengkritik Anda. Ketika Anda menyinggung sebuah rencana, sebuah
mimpi, atau sebuah ide, Anda akan mendengar seorang yang iri berkata,
“Kamu? Melakukan itu?” Ia akan membelalakkan matanya, menggelengkan
kepalanya, dan tersenyum mengejek. Orang sombong yang merasa tahu
segalanya ini merasa yakin kalau mereka mengenal Anda dan masa depan
Anda lebih daripada Tuhan. Di hadapan seorang yang iri, Anda akan
selalu kelihatan kecil. Lihatlah teman-teman orang yang selalu iri,
dan Anda akan menemukan orang-orang “kecil” lainnya yang tunduk pada
keagungannya.
Perengek akan mencuri sukacita Anda. Orang yang iri akan mencuri
mimpi-mimpi Anda. Jika Anda tidak waspada, mereka akan menularkan
virus mereka dan Anda akan menjadi seorang skeptis profesional seperti
mereka.
Perengek dan orang yang iri adalah pecundang. Jika teman-teman Anda
adalah pecundang, carilah teman-teman yang baru. Saya tidak
mengatakan Anda membuang mereka. Tuhan ingin Anda mengasihi mereka.
Tapi Anda tidak perlu keluar bersama mereka. Sebaliknya, bergaullah
dengan orang-orang yang menghormati Anda. Dan orang-orang yang
menginspirasi Anda. Dan orang-orang yang menghabiskan energi mereka
untuk membangun daripada menghancurkan. Dan orang-orang yang
menikmati hidup dan keindahan dan penuh kasih.
Omong-omong, Apakah Anda Orang Beracun?
Menghindari orang beracun sulit.
Menghindari menjadi orang beracun bahkan lebih sulit.
Bagaimana jika Anda seorang peleceh, atau pengendali, atau
manipulator, atau parasit, atau perengek, atau orang yang iri?
Tanyakan kepada orang-orang terdekat untuk jawaban jujur dari mereka.
Jika mereka mengatakan “Ya”, perbaiki kelakuan Anda, segera. Dan
mulai lakukan!
Semoga impian Anda menjadi kenyataan,
Bo Sanchez